tanah airku

tanah airku tidak kulupakan.
kan kukenang selama hidupku...
biarpun aku pergi jauh...
tidak kan hilang dari kalbu...
tanah ku yang ku cintai...
tetap kusayangi....

Sabtu, 09 Januari 2010

Al-Qur'an

ORISINALITAS AL-QUR'AN


PENDAHULUAN
Allah SWT telah memuliakan umat Muhammad dengan menurunkan kepada mereka sebuah kitab yang dapat dipakai untuk melemahkan argumen-argumen orang yang menentangnya, sebagai akhir dari kitab-kitab samawi, agar kitab tersebut dapat digunakan sebagai undang-undang bagi kehidupan mereka, sebagai obat dari kebingungan-kebingungannya serta sebagai penyembuh dari penyakit-penyakit mereka. Dan kitab tersebut bernama al-Qur’an yang telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia.
Al-Quran adalah sumber dari segala sumber hukum Islam yang berlaku ditengah masyarakat. Karena al-Qur’an langsung diturunkan oleh Allah SWT. Itu berarti bahwa setiap perumusan hukum haruslah mengacu pada al-Qur’an terlebih dahulu. Andaikan tidak ditemukan di dalam al-Qur’an, barulah mengacu pada al-Hadits dan lain sebagainya sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

PEMBAHASAN
Keotentikan al-Qur'an dapat dilihat dari segi-segi berikut :
1. Proses Turunnya Al-Qur'an
Al-Qur'an diturunkan dua kali. yang pertama : diturunka dari lauhul mahfut ke langit dunia ( dalam satu waktu ) pada malam lailatul qodar.kedua, di turunkan dari langit dunia ke bumim secara beransur-ansur selama dua tiga tahun, adapun turunnya turunnya Al-qur'an yang pertama terjadi pada malam yang penuh berkah, malam lailatil qodar, secara sempurna ke langit dunia yang dinamakan baitul 'Izzah, banayk sekali ayat-ayat Al-qur'an yang menunjukan kejadian tersebut. ( lihat surat Ad-Dukhon 1-3; surat Al-qodar 1-2; surat al-BAqoroh 185 ).
2. Penulisan Al-Quran
Kerinduan nabi terhadap kedatangan tidak saja diekspresekan melalui hafalan, tetapi juga dalam bentuk tulisan, nabi memilki sekretaris pribadi yang khusus bertugas mencatat wahyu, yaitu Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Abban bin Said, kholid bin Al- Walid, dan Muawwiyah bin Abi Sofyan. proses penulisan Ali-Qur'an pada masa nabi sungguh sangat sederhana, mereka menggunakan alat tulis sederhana dan berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang belulang, dan batu.
kegiatan tulis menulis qur'an pada masa nabi di samping dilakukan oleh para sekretaris nabi juga dilakukan oleh para sahabat lainnya, kegiatan itu di dasarkan pada hadist nabi sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Muslim yang berbunyi:


Artinya : janganlah kamu menulis sesuatu yang berasal dariku, kecuali Al-Qur'an. barang siapa telah menulis dariku selain Al-Qur'an hendaklah dia menghapusnya ( HR. Muslim ).
faktor yang mendorong penulisan al-Qur'an pada masa nabi adalah :
1. pembukuan hafalan yang telah dilakukan oleh nabi dan para sahabatnya.
2. mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna.
Hal ini karena hafalan para sahabat saja tidak cukup, terkadang mereka lupa ataub sebagian dari mereka ada yang sudah wafat. adapun tulisan akan tetap terpelihara walaupun pada masa nabi, penulisan Al-Qur'an tidaklah pada satu tempat.
uraian diatas memperlihatkan bahwa pada masa nabi Al-Quran tidak di tulis pada satu tempat, melainkan pada tempat terpisah-pisah. hal ini berdasarkan dua alasan berikut ini :
1. proses penurunan Al-Qur'an masih berlanjut, sehingga masih ada kemungkinan ayat yang tureun belakangan " menghapus " redaksi dan ketentuan hukum ayat yang sudah turun terdahulu.
2. penyusunan ayat dan surat Al-Qur'an tidak bertolak dari kronologi turunnya, tetapi bertolak dari keserasian antara satu ayat dengan ayat lainnya, atau antara satu surat dan surat lainnya. terkadang ayat atau surat yang turun belakangan di tulis lebih dahulu ketimbang ayat atau surat yang turun terlebih dahulu.
3. Penulisan al-Qur'an
a) Penulisan al-Qur'an pada masa Abu Bakar Assidiq
pada dasarnya, seluruh Al-Qur'an sudah di tulis pada masa nabi hanya saja, surat dan ayatnya masih terpencar-pencar, dan orang pertama kali yang menyusunnya dalam mushaf adalah Abu bakar Assidiq, Abu Abdillah Al-Muhasubi. berkata dalam kitabnya, fahm sunah, penulisan Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang baru, sebab Rosul sendiri pernah memerintahkannya. hanya saja, saat itu penulisa Al-Qur'an terpencar-pencar pada pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta dan bantalan dari kayui. Abu bakarlah yang kemudian berinisiatuf menghimpun semuanya.
usaha pengumpulan Al-Qur'an yang di lakikan Abu BAaakar setelah perang yamamah pada tahun 12 H. peperangan yang bertujuan menuntas para pemurtad yang merupakan pengikut mesailamat Al-kaddab yang telah menyebabkan 70 orang sahabat penghafal Al-Q ur'an mati Syahid, khawatir akan hilangnya para penghafal Al-Qur'an yang mengancam kelestarian Al-Qur'an, Umar menemui kholifah pertama Abu bakar dan memintanya menginstrusikan pengumpulan Al-Qur'an dari berbagai sumber, baik yang tersimpan dalam hafalan maupun tulisan.
Zait bin sabit salah seorang sekertaris Nabi, berdasarkan riwayat Al Bukhori (kitab fadoil Al Quran, bab 3 dan 4: kitab Al Ahkam, bab XXXVII), mengisahkan bahwa setelah peristiwa berdarash yang menimpa sekitar 70 orang penghafal Al Quran, yang di panggil Abu Bakar. turut hadir dalam pertemuan itu Umar bin Khattab. dalam pertemuan itu, Abu Bakar mengatakan umar telah mendatangiku dan mengatakan bahwa peperangan yamamah telah berlangsung sengit dan meminta korban sejumlah qori Al Quran.
b) pada masa Usman bin Affan
Hadist Nabi yang diriwayatkan Al Bukhori, tentang alasan untuk menetapkan bentuk Al Quran, menyiratkan terjadinya perbedaan-perbedaan serius di berbagai wilayah dalam qiraat ( cara membaca ) Al Quran yang terdapat dalam salinan -salinan Al Qurean pada masa Usman Bin Affan.
4. Penyempurnaan dan pemeliharaan al-Qur'an
Sepeninggal Utsman, mushaf al-Qur'an belum diberi tanda baca seperti baris (harakat) dan tanda pemisah ayat. karena daerah kekuasaan Islam semakin berbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya, dirasa perlu adanya tindakan preventif dalam memelihara umat dari kekeliruan membaca dan memahami al-Qur'an.
Upaya tersebut baru terealisir pada masa khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (40-60 H) oleh Imam Abu al-Aswat al-Duali, yang memeberi harakat atau baris yang berupa titik merah pada muahaf al-Qur'an.
5. Tantangan al-Qur'an
Bagaimanapun pintarnya akal manusia, jelas tidak akan mampu mennyusun kitab yang demikian rapi dan sistematis dalam kopndisi sangat bersahaja tersebut. Di sinilah terletak kemukjizatan al-Qur'an yang tak dapat ditandingi oleh siapapun dalam penyusunannya.tak sorang pun menyusun sebuah kitab yang rapi yang entrinya terpencar-pencar dalam berbagai material selama lebih dari 20 tahun. Sebagaimana tersurat dalam surat al-Baqarah ayat 23:

(Dan jika kalian masih dalam keraguan tentang al-Qur'an yang kami turunkan kepada hamba Kami, maka kemukakan oleh kalian sebuah surat dari semisal al-Qur'an dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian benar) .
6. Kandungan Al-Qur'an
Kandungan al-Qur'an memuat beberapa ilmu yang tidak mungkin diketahui oleh seorang Ummiy (nabi Muhammad) yang tidak pandai membaca dan menulis. Al-Qur'an mengandung realitas ilmiah tentang kejadian bumi dan langit, juga mengandung kisah-kisah orang terdahulu yang sudah dibuktikan oleh sejarah maupun yang belum. Ini membuktikan bahwa al-Qur'an benar-benar dari Allah dan masih otentik sampai sekarang.
7. Janji Allah
Allah telah berjanji di dalam al-Qur'an dalam surat al-Hijr ayat 9 yang berbunyi :

( Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya ).
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
PENUTUP
Al-Qur'an mempunyai multifungsi, selain berisi pelajaran yang amat berharga juga berfungsi mengokohkan akidah tauhid dan sekaligus menentramkan jiwa serta menetapkan pendirian dalam berjuang, bahkan dapat pula berfungsi sebagai penghibur jiwa dan pelipur lara, terutama bila berhadapan dengan tantangan yang keras dari umat dan penolakan mereka.
Dengan al-Qur’an kita dapat mencapai hidup bahagia yang sempurna di dunia untuk bekal akherat kelak. Dan dengan al-Qur’an pula kita menentukan jalan hidup yang berlainan dari yang lain dan mencapai keridlaan Allah semata.karena itu wajib bagi kita untuk selau berpegang teguhkepada hukum-hukum yang telah dikeluarkan oleh al-Qur’an.

REFERENSI
1. M. Abu Zahrah, Ushul Fiqhi, (Kairo: Dar al-Fikr al-Arabiy).
2. Muhammad ‘Ali al- shobuny, Al tibyan fi ,ulumil Qur’an, (Damaskus: Dar al Qolam,1408 H).
3. Muhammad bin Abu Sya'bah, Al-Madkhol lin dirasat Al-Qqur'an Al-Karim, Maktabah sunnah, kairo, 1992.
4. Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar